Horor Sumur Minyak Blora: Sepekan Api Tak Padam, 4 Nyawa Melayang

Korban tewas kebakaran sumur minyak ilegal di Bogorejo, Blora, bertambah menjadi empat orang. Api yang berkobar selama sepekan memaksa 750 warga mengungsi

Budi Arista Romadhoni
Sabtu, 23 Agustus 2025 | 15:56 WIB
Horor Sumur Minyak Blora: Sepekan Api Tak Padam, 4 Nyawa Melayang
Kondisi sumur minyak ilegal yang terbakar di Blora Jawa Tengah. [ANTARA/HO-Gunawan]

SuaraJawaTengah.id - Tragedi kemanusiaan akibat ledakan dan kebakaran sumur minyak ilegal di Dukuh Gendono, Desa Gandu, Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, kembali memakan korban.

Jumlah korban meninggal dunia kini bertambah menjadi empat orang, menggarisbawahi betapa berbahayanya praktik pengeboran liar yang merenggut nyawa.

Kabar duka ini dikonfirmasi langsung oleh Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blora.

Korban keempat adalah Yeti (30), seorang ibu muda yang berjuang melawan luka bakar serius sebelum akhirnya menghembuskan napas terakhirnya di RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta.

Baca Juga:Pengakuan Korban Pencabulan di Blora: Diajak Bos ke Mobil, Dipaksa... Lalu Berhasil Kabur!

"Semalam saya dapat kabar bahwa korban luka atas nama Yeti meninggal dunia. Beliau sebelumnya mengalami luka bakar serius dan dirawat intensif di RS Sardjito," ujar Agung Triyono dari TRC BPBD Blora dikutip dari ANTARA pada Sabtu (23/8/2025).

Dengan meninggalnya Yeti, duka di Blora semakin mendalam. Ia menyusul tiga korban lainnya yang telah lebih dulu berpulang, yakni Tanek (60), Sureni (52), dan Wasini (50).

Tragedi ini menjadi semakin memilukan karena Yeti meninggalkan seorang anak balita berusia dua tahun, berinisial AD, yang nasibnya kini juga di ujung tanduk.

Sang anak masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit yang sama dengan almarhumah ibunya.

“AD masih dalam perawatan intensif, mudah-mudahan segera ada perkembangan baik,” kata Agung.

Baca Juga:Sinergi BUMN, BRI Cepu dan KAI Perkuat Kerja Sama dengan Pinjaman Rp31,6 Miliar untuk 133 Pegawai

Sementara itu, di lokasi kejadian, api masih menggila. Memasuki hari ketujuh pasca-kebakaran, kobaran api dari sumur minyak ilegal tersebut belum menunjukkan tanda-tanda akan padam.

Tim gabungan yang terdiri dari BPBD, Pemadam Kebakaran, Pertamina, dan relawan terus berjibaku di tengah panas yang menyengat, mengerahkan segala upaya untuk menjinakkan si jago merah.

Dampak dari bencana ini tak hanya merenggut nyawa, tetapi juga menyingkirkan ratusan warga dari rumah mereka.

Sedikitnya 300 kepala keluarga atau sekitar 750 jiwa terpaksa mengungsi ke lokasi yang lebih aman.

Mereka kini ditampung di sejumlah posko darurat yang didirikan oleh pemerintah dan para relawan.

“Kami terus berkoordinasi dengan berbagai pihak, baik untuk penanganan kebakaran maupun kebutuhan para pengungsi. Bantuan logistik, dapur umum, hingga layanan kesehatan darurat sudah kami siapkan,” jelas Agung, menggambarkan skala penanganan yang masif.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak