- QRIS telah menjadi gaya hidup digital di Jawa Tengah, terbukti dari pertumbuhan pengguna dan merchant yang pesat.
- Lebih dari 4,1 juta *merchant* dan hampir 8 juta pengguna QRIS menunjukkan adopsi luas di berbagai sektor kehidupan masyarakat.
- Inovasi seperti QRIS LPG Channel dan digitalisasi wisata memperkuat integrasi QRIS dalam aktivitas sehari-hari.
SuaraJawaTengah.id - Digitalisasi pembayaran di Jawa Tengah tak lagi sekadar alat transaksi, melainkan telah menjelma menjadi bagian tak terpisahkan dari gaya hidup masyarakat.
Hal ini terbukti dari pesatnya pertumbuhan penggunaan QRIS yang kini merambah berbagai lini kehidupan, dari warung kopi hingga destinasi wisata.
Fenomena ini menjadi salah satu sorotan utama dalam gelaran tahunan "Rupiah Tresno Budoyo" yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Tengah pada 1 November 2025 di Radjawali Cultural Center, Semarang.
Mengusung tema "Dua Abad Perang Jawa: Menghidupkan Martabat, Meneguhkan Kemandirian", Rupiah Tresno Budoyo tidak hanya mengedukasi masyarakat tentang sistem pembayaran non-tunai, tetapi juga merayakan keberhasilan digitalisasi ekonomi yang telah mengakar kuat di tengah masyarakat Jawa Tengah.
Baca Juga:Speling: Kisah Dokter Spesialis Jemput Bola ke Desa-desa di Jateng, Atasi Stunting dan TBC!
Acara ini merupakan bagian dari dukungan BI Jawa Tengah terhadap program nasional "Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI)", yang bertujuan memperkuat sinergi, inovasi, dan literasi ekonomi-keuangan digital di seluruh daerah.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Rahmat Dwisaputra, mengungkapkan bahwa acara ini juga menjadi "momentum selebrasi dan apresiasi kepada seluruh mitra strategis Bank Indonesia atas capaian perluasan digitalisasi di wilayah Jawa Tengah."
Data BI menunjukkan bahwa perkembangan akseptasi digital di Jawa Tengah tumbuh sangat akseleratif, mengindikasikan bahwa QRIS telah menjadi pilihan utama masyarakat dalam bertransaksi sehari-hari.
Per Agustus 2025, tercatat lebih dari 4,1 juta merchant QRIS di Jawa Tengah, menjadikannya provinsi dengan jumlah merchant QRIS terbanyak ke-4 di Indonesia, meningkat 21,44% (yoy).
Angka ini menunjukkan bahwa QRIS tidak hanya diterima oleh pelaku usaha besar, tetapi juga UMKM, pangkalan LPG, hingga pedagang kaki lima, yang secara langsung menyentuh kehidupan sehari-hari masyarakat.
Baca Juga:10 Ide Bisnis Kreatif untuk Guru Masa Kini Cuan Banyak
Dari sisi pengguna, terjadi penambahan sebanyak 354.758 pengguna baru, sehingga total mencapai 7,98 juta pengguna dan menempatkan Jawa Tengah di posisi ke-3 nasional.
Ini adalah bukti nyata bahwa masyarakat Jawa Tengah semakin nyaman dan terbiasa menggunakan QRIS.
"Perkembangan transaksi QRIS di Jawa Tengah juga menunjukkan capaian signifikan dengan volume transaksi mencapai 553 juta transaksi, tumbuh 231,29% dari target tahun berjalan, dan nominal transaksi senilai Rp77,393 miliar," papar Rahmat dikutip dari keterangan tertulis pada Senin (3/11/2025).
Angka-angka ini tidak hanya mencerminkan volume transaksi yang tinggi, tetapi juga pergeseran perilaku masyarakat dari pembayaran tunai ke non-tunai, yang didorong oleh kemudahan, kecepatan, dan keamanan QRIS.
Capaian ini, lanjut Rahmat, didukung oleh berbagai program inovasi BI Jawa Tengah yang berkolaborasi dengan mitra strategis di daerah.
Beberapa di antaranya adalah QRIS Society LPG Channel, yang memperluas akseptasi pembayaran digital di merchant pangkalan LPG, serta digitalisasi pembayaran di destinasi wisata populer seperti Kawasan Candi Borobudur, Lawang Sewu, dan Kepulauan Karimunjawa.