SuaraJawaTengah.id - Orang tua MGG, Yoka mendapat teror pesan misterius dari nomor yang tidak dikenal setelah dirinya speak up kalau anaknya yang sedang mengenyam pendidikan di Politeknik Ilmu Pelayaran atau PIP Semarang jadi korban penganiyaan.
Nomor misterius tersebut mengirim pesan berupa ejakan kalau MGG tidak pantas berada di lingkungan sekolah kedinasan tersebut.
"Bu, anaknya dimasukkan ke sekolah perawat aja, biar nggak ada tekanan, sekolah pelayaran itu berbasis semi militer, mental harus kuat, fisik harus kuat," kata pengirim misterius tersebut.
"Kalau anak ibu masih manja, belum bisa mandiri di belum bisa menyelesaikan masalah sendiri, mending ibu bikin di sekolah perawat aja," lanjutnya.
Pengiriman pesan misterius itu juga mengecam Yoka. Kalau perempuan yang tinggal di Jakarta itu tidak berhak mengubah sistem yang sudah mengakar di PIP Semarang.
"Ibu belum lahir saja instansi tersebut sudah berdiri. Presiden Soekarno yang mengesahkan sekolah itu ya bu. Biar ibu tau. Punya anak cowok kok manja, katanya merantau tapi cengeng,"
Kuasa hukum MGG, Ignatius Radis, belum mengetahui siapa orang yang meneror ibu korban. Dirinya sangat menyayangkan hal tersebut ditengah keprihatian yang menimpa keluarga MGG.
"Kita belum tau siapa orang yang kirim pesan misterius tersebut," kata lelaki yang akrab disapa Radit, saat dikonfirmasi SuaraJawaTengah.id, Kamis (15/6).
Radit kemudian mencerita kondisi korban saat ini masih trauma secara psikis. Hal itu dikarenakan belum satu tahun mengikuti Pendidikan disana sudah jadi korban penganyiaan sebanyak empat kali.
Baca Juga: Bersikap Sopan, 5 Taruna PIP Semarang Tewaskan Juniornya Dituntut 9 Tahun Penjara
"Kejadian pertama, wajah korban dipukuli bertubi-tubi dari arah kanan, kiri, atas, bawah oleh pembina taruna tanggal 9 Oktober 2022," ucap lelaki yang biasa disapa Radit.
"Lalu yang kedua kepala bagian belakang korban dipukul sebanyak sepuluh kali oleh seniornya menggunakan sarung tangan tinju," lanjutnya.
Radit kemudian melanjutkan pada tanggal 2 November 2022. MGG kembali jadi korban penganiyaan. Menurutnya kejadian ketiga paling parah lantaran MGG dipukul sebanyak 40 kali dibagian perut.
"Akibatnya waktu itu korban kencing darah, hulu hatinya sakti, sampai ada luka dalam. MGG gampang sakit perut," papar Radit.
Teranyar MGG, jadi korban penganiyaan pada hari Selasa (13/6) malam. MGG mendapat tendangan bagian kaki ketika mengikuti seleksi marching band.
Selama menangani kasus MGG, Radit telah membuat laporan ke empat lembaga sekaligus. Diantaranya Polda Jateng, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDM) Kemenhub, Lembaga Perlindungan Korban dan Saksi (LPSK) dan Menteri Perhubungan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Polisi Ungkap Pembunuhan Advokat di Cilacap, Motif Pelaku Bikin Geleng-geleng
-
UPZ Baznas Semen Gresik Salurkan Bantuan Kemanusiaan bagi Warga Terdampak Bencana Banjir di Sumbar
-
3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
-
7 Destinasi Wisata Kota Tegal yang Cocok untuk Liburan Akhir Tahun 2025
-
Gaji PNS Naik Januari 2026? Kabar Gembira untuk Abdi Negara