"Bercerita tentang perjalanan seorang anak desa dari pinggiran Danau Toba yang bercita-cita jadi polisi," ujarnya.
Film itu menampilkan perbedaan pandangan sebuah keluarga di mana antara isteri dan suami tidak sepaham dalam merancang masa depan anaknya ketika anaknya duduk di bangku SMA.
Ketika sang ibu yang menuruti kemauan anaknya jadi polisi sementara sang bapak lebih condong anaknya bekerja di luar negeri agar dapat menolong keuangan keluarga yang selama ini tergolong miskin.
"Tentunya film menampilkan profesionalisme polisi dalam menjalankan tugas, disisipi latar budaya dan destinasi wisata tanah Batak sebagai pondasi cinta nasionalisme," tutur Ponti.
Baca Juga:Masuk Daftar Capres Potensial 2024, Ganjar Pranowo: Enggak Usah Ge-er
Soal ide cerita, alumnus sinematografi Italia itu mengaku ide lahir dari para pejabat Utama Polda Sumut yang didukung oleh Wakapolda Sumut Brigjen Pol Mardiaz Kusin Dwihananto kemudian diperkaya oleh Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto.
"Cerita terutama tentang sosok seorang polisi yang berani dan tangguh serta muatan pesan moral pedagogis (strategi pembelajaran) kepada masyarakat," tukasnya.
Kontributor : Adam Iyasa