“Tadinya sempat khawatir, tapi kemudian mantap melahirkan normal. Apalagi dokter menyatakan saya dan bayi sehat dan diperbolehkan lahir normal,” kata dia.
Kekhawatiran juga dirasakan suami Dwi, Bustamyajid. Karena dalam masa kehamilan, Dwi lebih repot dan susah walau hanya untuk berjalan.
“Selama mengandung memang (Dwi) jalannya susah, bobot lebih berat jadi memang butuh perhatian lebih dari saya,” kata Bustamyajid yang berprofesi sebagai guru MI Maarif Gandrungmangu tersebut.
Namun demikian, ia tidak pernah mendapatkan keluhan berlebih dari istrinya. Bahkan, meskipun tengah hamil kembar, Dwi tetap menjalankan tugasnya sebagai seorang guru.
Baca Juga:Nenek 73 Tahun Lahirkan Sepasang Bayi Kembar
“Sehari-hari tetap ngajar, walaupun lebih santai,” kata Bustamyajid mengaku terharu.
Kekhawatiran itu kemudian berubah menjadi kebahagiaan tak terkira. Karena selama proses persalinan lancar dan tidak mengalami kesulitan.
“Alhamdulillah persalinan lancar. Termasuknya lebih cepet sekarang (dibandingkan persalinan anak pertama dan kedua,” kata dia.
Keduanya berkomitmen akan merawat ketiga bayi kembar secara maksimal. Karena baginya, anak merupakan anugerah.
“Ini menjadi anugerah buat kami, jadi rejeki nomplok, karena bagi kami, anak adalah anugerah,” kata keduanya.
Baca Juga:Punya Dua Rahim, Perempuan Ini Lahirkan Bayi Kembar Beda 11 Minggu
Untuk memaksimalkan perawatan, Bustamyajid berencana menyiapkan seorang pengasuh.