Kasus COVID-19 Melonjak, Dinkes Jateng Klaim Ada Kesalahan Data di Pusat

Satgas COVID-19 merilis Kota Semarang menjadi daerah tertinggi kasus terkonfirmasi positif COVID-19

Budi Arista Romadhoni
Rabu, 02 September 2020 | 21:13 WIB
Kasus COVID-19 Melonjak, Dinkes Jateng Klaim Ada Kesalahan Data di Pusat
Ilustrasi Covid-19 (Unsplash/Adam Niescioruk)

SuaraJawaTengah.id - Satgas COVID-19 pusat, menyebutkan Kota Semarang peringkat pertama pasien COVID-19 atau terbanyak di Indonesia. Kemudian peningkatan kematian Pasien Positif COVID-19 di Jawa Tengah juga meningkat lebih dari 100 persen. 

Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah, Yulianto Prabowo mengaku angka itu berbeda dengan data yang dimilikinya. Berdasarkan analisnya, yang membuat beda adalah basic data yang digunakan pemerintah pusat dengan pemerintah yang ada di daerah, khususnya Jateng. 

"Soal Kota Semarang menjadi penyumbang COVID-19 terbanyak sebenarnya datanya tidak seperti itu. Jadi ada perbedaan di basic data. Sebenarnya tidak ada yang salah," katanya di kantor Gubernur Jateng, Rabu (2/9/2020). 

Untuk itu, lanjutnya, jumlah kasus yang terkonfirmasi di Jateng maupun Kota Semarang sekitar 5 ribu pasien namun yang di pusat sekitar 7 ribu pasien. Menurutnya hal itu disebabkan angka yang diperoleh pusat berdasarkan hitungan tes bukan hitungan orang yang positif. 

Baca Juga:Sudah 40 Persen, Vaksin Merah Putih Diharapkan Diproduksi Awal Tahun 2021

"Jadi memang ada dua metode itu dan tidak ada yang salah," ujarnya. 

Untuk itu, ia tidak dapat menyalahkan data yang ada di pusat karena angkanya benar semua, yang membedakan adalah cara yang dipakai. Di pusat menggunakan hitungan tes dan di daerah memakai hitungan orang. 

"Memang beda basic datanya jadi jumlahnya beda," katanya. 

Meski terdapat dua metode, menurutnya metode yang paling benar adalah yang dipakai Pemprov Jateng. Metode tersebut merupakan metode yang sesuai dengan aturan Kementerian Kesehatan Indonesia. 

"Metode yang dipakai kita yang betul. Menurut pedoman Kemenkes seperti itu, jadi cukup bergejala saja. Efektif dan efisien jadi tidak semuanya dites yang dihitung adalah per orang," katanya.

Baca Juga:Cegah Penularan Covid-19, Baznas dan ITB Kembangkan Kecerdasan Buatan

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Abdul Hakam mengatakan, pihaknya telah mengintruksikan tim Dinkes Kota Semarang untuk mengonfirmasi data yang dikeluarkan oleh pusat, namun sampai saat ini masih bungkam. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini