Di Depan 3 Menteri, Ganjar Izin Jadi Mandor Pengembangan Kawasan Borobudur

Pengembangan Kawasan Borobudur terus dilakukan, daerah tersebut akan menjadi destinasi super prioritas

Budi Arista Romadhoni
Jum'at, 12 Maret 2021 | 14:45 WIB
Di Depan 3 Menteri, Ganjar Izin Jadi Mandor Pengembangan Kawasan Borobudur
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat bersama sejumlah menteri dan pejabat pemerintah pusat di Kawasan Borobudur Magelang, Jumat (12/3/2021). [Dok Humas Pemprov Jateng]

SuaraJawaTengah.id - Pengembangan kawasan Borobudur menjadi Destinasi Super Prioritas terus digarap. Borobudur diharapkan bisa menjadi Bali Baru di Indonesia. 

Pemerintah Pusat kerap hadir langsung mengecek pengembangan kawasan Borobudur. Kali ini tiga menteri sekaligus datang berkunjung ke Magelang pada Jumat (12/3/2021). 

Kedatangan mereka untuk membantu Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mempercepat pengembangan Kawasan Borobudur sebagai Bali Baru di Indonesia.

Tiga menteri tersebut adalah Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marinvest) Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim.

Baca Juga:Pemerintah Pusat Mau Impor Beras, Ganjar:Tolong Perhitungkan Nasib Petani

Selain itu, turut hadir pula Wakil Menteri Parekraf, Angela Tanoesoedibjo, jajaran Dirjen dan Deputi dari berbagai kementerian termasuk Kementerian.

Sejumlah titik lokasi kawasan Borobudur disambangi dalam kesempatan itu. Diantaranya peninjauan kampung seni Borobudur, peninjauan Kembanglimus Community Center, peninjauan gerbang Palbapang, kawasan Candi Pawon, Concource Candi Borobudur, serta kawasan relokasi pedagang di lapangan Kujo. Selepas itu, rombongan menggelar rapat terbatas di Hotel Manohara.

"Ini adalah tindak lanjut dari rapat terbatas (ratas) tahun lalu. Sekarang kami datang dan melihat beberapa sudah diekseksi dan sudah berjalan. Kami juga ingin memastikan semua proyek itu terintegrasi dengan baik," kata Luhut.

Luhut menegaskan, penataan kawasan Borobudur semuanya harus menginduk pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kemendikbud lanjut Luhut adalah pusat dari proyek itu agar semuanya tidak lepas dari unsur budaya dan historis.

"Jadi kalau ada penyesuaian, semua tidak boleh lepas dari Borobudur, agar semuanya sama dengan budaya Borobudur. Sehingga Unesco masih mengakui bahwa Borobudur adalah warisan dunia," tegasnya.

Baca Juga:Kasus Covid-19 di Jateng Melandai, Ganjar: Jangan Lengah!

Hal itu diamini oleh Mendikbud, Nadiem Makarim. Nadiem menegaskan, semua pekerjaan pembangunan kawasan Borobudur tidak boleh menghilangkan unsur budaya dan unsur historis dari Candi Borobudur. Kunci sukses dari pengembangan itu adalah menyeimbangkan antara meningkatkan kualitas wisata tapi tidak meninggalkan unsur budaya dan historis.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini