SuaraJawaTengah.id - Panas matahari di tengah padatnya wisatawan di Kawasan Kota Lama Semarang, seorang bocah nampak mengarahkan beberapa model.
Kamera DSLR, tas selempang dan sejumlah lensa menjadi senjata bocah tersebut mengabadikan momen.
Ia adalah Kaka Fajar Apriliansyah, seorang fotografer cilik yang menjajakan jasanya untuk para wisatawan. Meski masih 15 tahun, namun bidikannya selalu membuat kagum pelanggannya.
Kaka juga sempat menggemparkan media sosial dengan aksinya menjadi fotografer kecil di Kawasan Kota Lama Semarang.
Baca Juga:Istri Ganjar Pranowo Ngaku Pertama Kali Naik Bus Trans Jateng
Hal itu membuatnya kebanjiran order, untuk memotret wisatawan yang berkunjung ke obyek wisata berjuluk Little Naderland itu. Sembari mengarahkan bidikannya, bocah menuntut ilmu di SMPN 7 Semarang itu, berujar sudah menjajakan jasa fotografi selama 4 tahun.
Awal menjajakan jasa fotografi, ia hanya menggunakan telepon genggam, namun kini Kaka memiliki tiga kamera DSLR dengan berbagai ukuran lensa.
Kamera tersebut ia beli dari hasil menjual jasa fotografi ke para wisatawan.
Saat ditemui SuaraJawaTengah.id, Jumat (29/07/22), Kaka menunjukkan sejumlah lensa yang ia gunakan untuk memotret.
"Ini lensa prime berukuran 25 milimeter, saya gunakan agar hasilnya lebih tajam, karena kebanyakan yang minta difotokan adalah wanita," paparnya sembari mengotak-atik setingan kameranya.
Baca Juga:CEO PSIS Semarang Akui Mengincar Marc Klok Sejak Lama, Namun Menunggu Keputusan Persib Bandung
Di tengah aktivitasnya, bocah yang tinggal di Perbalan Kecamatan Semarang Utara itu, menceritakan awal perjalanannya menjadi fotografer.
"Empat tahun lalu saat saya menjual koran di Kawasan Kota Lama Semarang ada wisatawan yang minta difotokan menggunakan kamera miliknya," jelasnya.
Lantaran Kaka tak paham dengan kamera besar, ia mengatakan tak bisa memotret. Namun pelancong tersebut mengajarkan Kaka agar bisa mengoperasikan kamera milik wisatawan tersebut.
"Ya awalnya asal-asalan saja, karena hanya diajari sebentar. Setelah saya potret dan melihat hasilnya, ia mengatakan saya harus bisa memotret karena hasil foto saya menurutnya bagus," paparnya.
Dari hal kecil itu, Kaka memberanikan diri untuk menjual jasa fotografi ke pengunjung di Kawasan Kota Lama Semarang.
"Kata-kata dari wisatawan itu membuat saya terus belajar fotografi, meski awalnya hanya pakai smartphone," jelasnya.
Semakin belajar fotografi, Kaka semakin menikmati dunia visual tersebut, dan ia meninggalkan pekerjaan menjual koran. Ia juga menabung untuk membeli peralatan fotografi yang ia gunakan saat mejual jasanya.
"Karena hasil menjual jasa fotografi lebih besar, saya tidak menjual koran lagi dan fokus menjadi fotografer," tutur Kaka.
Tidak hanya menabung, dari hasil menjual jasa fotografi, Kaka juga menjadi penyokong biaya sekolah dua adiknya.
"Semenjak jadi fotografer saya membantu orang tua dan biaya sekolah dua adik saya," katanya.
Fotografer cilik itu menjual hasil bidikannya Rp 3 ribu untuk satu fotonya. Tak jarang 30 foto dibeli langsung oleh para wisatawan.
"Dalam satu sesi foto kadang dapat Rp 100 ribu, uangnya juga saya sisihkan untuk pendidikan saya dan adik saya. Saya ingin jadi fotografer profesional saat dewasa nanti, jadi saya terus belajar tentang dunia fotografi," imbuhnya.
Kontributor : Aninda Putri Kartika