Cerita Kehidupan Bantaran Rel Kampung KB 'Gadis' Cilacap, Transformasi Berkat Pengelolaan Taman Hidroponik

Masyarakat yang hidup di bantaran rel setempat diresahkan dengan maraknya kasus tawuran antar pelajar

Ronald Seger Prabowo
Kamis, 10 November 2022 | 19:00 WIB
Cerita Kehidupan Bantaran Rel Kampung KB 'Gadis' Cilacap, Transformasi Berkat Pengelolaan Taman Hidroponik
Ibu-ibu kelompok Petanik Kampung KB Gadis menyemai bibit sayuran hidroponik. [Suara.com/Anang Firmansyah]

"Tadinya kan untuk membuang sampah dan tidak peduli. Adanya ini, masyarakat jadi merasa memiliki dan memelihara taman menjadi tempat berkumpul keluarga," ungkapnya.

Pertengahan tahun 2017, Kampung KB Kelurahan Tegalreja, lahir. Sebagai identitas diri, masyarakat menamai Kampung KB 'Gadis' akronim dari Guyub, Aman, Damai, Indah dan Sejahtera.

Sejak saat itu, Muhlasin dipercaya menjadi ketua kelompok. Keseriusan tersebut berbuah manis. Pada tahun 2017 kampung KB 'Gadis' mendapatkan penghargaan juara 3 tingkat provinsi kampung KB.

"Setelah tim penilai dari Jateng melihat lokasi sini, walaupun juara 3 berpotensi untuk dikembangkan. Maka justru kita jadi perwakilan Jateng ikut ditingkat nasional. Ditingkat nasional malah jadi juara 1 tahun 2019," ujarnya dengan bangga.

Baca Juga:Geger! Ikan Hiu Tutul Berukuran 6 Meter Terdampar Mati di Pantai Ketapang Cilacap, Penyebab Kematian Masih Misterius

Dari prestasi tersebut kemudian warga menginisiasi membangun taman hidroponik agar lebih produktif. Bak gayung menyambut, PT Kilang Pertamina International (KPI) Unit Cilacap melalui dana Corporate Social Responsibility (CSR) membangun greenhouse untuk hidroponik.

Hidroponik

Ketua kelompok Petanik (Pegiat Tanaman Hidroponik), Kasiatun (55) warga RT 01/03 Kelurahan Tegalreja, Kecamatan Cilacap Selatan mengatakan manfaat dari greenhouse untuk pembibitan yang nantinya akan kita tanam di rangkaian hidroponik di sepanjang bantaran rel.

Taman hidroponik ini sudah 3 tahun berjalan. Ada 20 ibu-ibu yang terlibat. Masing-masing anggota memiliki tugas untuk menyirami bibit tanaman pokcoy, slada air, sledri dan cabai merah pada pagi dan sore hari.

"Sekarang sudah ada 10 rangkaian pipa. Satu rangkaian ada 128 lubang untuk ditanami sayur. Satu rangkaian hidroponik yang ada menghasilkan 30-40 ikat sayur dalam waktu satu bulan setengah," kata dia.

Baca Juga:Berkat EWS Tenaga Hybird, Tambak Aming di Kampung Laut Cilacap Kini Selamat dari Luapan Banjir Rob

Atun mengaku meskipun sudah 3 tahun berjalan, belum ada keuntungan secara finansial. Sementara ini, hitung-hitung agar ibu-ibu yang terlibat bisa berkegiatan positif.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini