"Jika virus dengue tidak dapat berkembang, maka virus tersebut tidak dapat ditularkan pada manusia. Bakterinya pun tidak bisa masuk ke tubuh manusia," katanya.
Kota Semarang terpilih sebagai salah satu dari lima kabupaten/kota yang menjadi "pilot project" atau percontohan Penyelenggaraan Teknologi Nyamuk Aedes Aegypti Ber-Wolbachia.
Penetapan itu tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/1341/2022 tentang Penyelenggaraan Pilot Project Penanggulangan Dengue dengan Metode Wolbachia.
Pemkot Semarang telah meluncurkan program Wolbachia Ing Kota (Wingko) Semarang pada akhir Mei lalu di Kecamatan Tembalang yang memiliki kontur padat penduduk, banyak pepohonan, dan genangan air.
Pada September lalu, 12 kelurahan di Kecamatan Tembalang telah tersebar nyamuk Wolbachia, menyusul di 11 kelurahan di Kecamatan Banyumanik pada 23 Oktober lalu, dan di 16 kelurahan di Kecamatan Gunungpati pada tanggal 21 November 2023.
Sementara itu, Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu meminta masyarakat untuk tidak khawatir karena Wolbachia hadir untuk memberantas virus dengue.
"Masyarakat jangan khawatir lah. Intinya adalah masyarakat jangan khawatir, jangan takut. Karena kalau program dari pemerintah itu tidak bakal menjerumuskan, tidak mungkin untuk membuat masalah atau malah nambah banyak penyakit," katanya
"Justru pencegahan-pencegahan itu kan sebenarnya alami tidak pakai zat kimia karena jika nyamuk ber-Wolbachia perempuan kawin dengan nyamuk ber-Wolbacia maka telurnya akan ber-Wolbachia juga," pungkasnya.
Baca Juga:Wow! IDI Kota Semarang Ungkap Nyamuk Wolchabia Efektif Tekan Angka Demam Berdarah