Sementara itu, 41 persen pemilih religius, yang umumnya berasal dari basis PKS, PKB, PAN, dan PPP, diperkirakan condong ke Yoyok-Joss.
Berdasarkan kalkulasi ini, pasangan Yoyok Sukawi-Joko Santoso memiliki peluang besar untuk unggul, terutama karena faktor agama yang masih menjadi pertimbangan sebagian pemilih. Namun, politisasi agama dalam demokrasi Indonesia memang banyak menuai kritik.
“Memilih kandidat atas dasar kesamaan agama adalah hak warga negara, tetapi menjadikan agama sebagai faktor utama tentu tidak baik bagi pengembangan demokrasi,” tambah Kholidul Adib.
Ia mendorong agar pemilih lebih fokus pada isu populis seperti visi-misi, program kerja, rekam jejak, dan kepribadian kandidat.
Baca Juga:Jelang Pilkada Kota Semarang, PKS Serukan Peran Partai untuk Cegah Politik Uang
Para kandidat pun diharapkan lebih aktif turun ke masyarakat, menyapa langsung, dan menawarkan gagasan konkret untuk memajukan Kota Semarang. Dengan begitu, Pilwalkot Semarang bisa menjadi ajang adu gagasan yang berkualitas, membantu pemilih menentukan pilihan dengan bijak demi masa depan kota yang lebih baik.
Sebagai informasi, Dukungan para ulama, kiai, dan tokoh agama untuk pasangan Yoyok Sukawi dan Joko Santoso jelang Pilwakot Semarang 2024, semakin masif. Setelah sebelumnya para kiai sepuh, habaib, dan tokoh agama di Kota Semarang siap turun gunung untuk memenangkan pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Semarang nomor urut 2, Yoyok Sukawi-Joko Santoso (Yoyok-Joss) di Pilwakot 2024 di Hotel Pandanaran Kota Semarang, Sabtu (16/11/2024), disusul kemudian dukungan dari beberapa tokoh Muhammadiyah saat Milad ke-112 Muhammadiyah tingkat Kota Semarang, kini giliran Gerakan Pemuda Nahdliyin (GPN) Kota Semarang menggelar doa bersama untuk kemenangan Yoyok-Joss di Pilwalkot Semarang 2024 dan Ahmad Luthfi dan Taj Yasin Maimoen di Pilgub Jateng.