Jadi posisi nisan makam yang asli berada beberapa meter di bawah bangunan kuburan sekarang.
“Makamnya di bawah itu (nisan sekarang). Nggak saya apa-apakan, cuma saya tinggikan biar sejajar sama jalan. Saya nggak mau bongkar.”
Menurut Andy, nisan asli makam Entjik Minah sama seperti kijing Jawa pada umumnya. Sayang dia tidak menyebutkan keterangan identitas yang biasanya tertera pada nisan makam.
Hanya Andy sering menyebut nama Aminah setiap kali menjelaskan soal makam Entjik Minah. Apakah nama yang tertulis pada nisan asli adalah Aminah, bukan Minah?
Baca Juga:Retret Kepala Daerah, Gubernur Paling Kaya Sherly Tjoanda Tampil Anggun Berseragam Loreng
“Kijingnya batu. Bentuknya kijing orang Jawa itu. Nggak saya apa-apakan. Saya nggak berani mengapa-apakan. Cuma saya buat kotakan, terus saya uruk gesik (pasir).”
Biaya menguruk dan memugar makam Entjik Minah sebesar Rp75 ribu, ditanggung patungan Andy bersama salah seorang warga. “Saya Rp50 ribu, bapaknya Vika itu Rp25 ribu. Kalau jaman sekarang bisa (setara) Rp750 ribu kalau membuat seperti itu.”
Menurut Andy keberadaan makam dipertahankan karena tidak ada yang berani memindahkan. Bahkan bentuk bangunan rumah disebelahnya menyesuaikan posisi makam.
Makam Entjik Minah dianggap kuburan keramat. Dulu banyak orang datang untuk berziarah. Ada juga yang iseng meminta nomer togel.
Baca Juga:Usai Dilantik Presiden Prabowo, 47 Kepala Daerah Absen Retreat Tanpa Keterangan
“Dianggap keramat. Nggak ada yang berani (memindah). Itu makam bersih terus to. Kalau makam nggak ada yang merawat pasti nggak karuan. Yang merawat entah siapa saja nggak ngerti. Mungkin orang yang suka datang kesitu. Nggak ada yang berani mindah.”