SuaraJawaTengah.id - Senat Akademik resmi menetapkan Rektor UIN Walisongo Semarang, Imam Taufiq terbukti melakukan plagiasi terhadap beberapa karya ilmiah.
Diketahui pada hari Rabu (13/6/2023) anggota senat UIN Walisongo yang dipimpin Ibnu Hadjar mengadakan rapat di Gedung Rektorat untuk membahas kasus plagiasi yang menyeret nama Imam Taufiq.
Dari hasil rapat tersebut disimpulkan bahwa Imam Taufiq telah dinyatakan terbukti melakukan plagiasi terhadap sejumlah karya ilmiah.
"Benar (sudah terbukti) plagiasi," kata salah seorang anggota senat, Abdul Hadi saat dikonfirmasi SuaraJawaTengah.id, Sabtu (16/9/2023).
Baca Juga:Viral Video Ada Ulat di Makanan Santri Mahad UIN Walisongo:Astagfirullahaladzim
Abdul Hadi yang turut hadir dalam sidang kemarin mengatakan Imam Taufiq juga terbukti melakukan plagiasi terhadap dua karya lainnya selain milik Muh. Arif Royyani.
Adapun dua karya lainnya milik Imam Taufiq yang terbukti plagiasi yaitu makalah berbahasa Arab yang diterbitkan di JIIS UIN Surabaya dan makalah yang di seminarkan di Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Walisongo.
"Sudah dibawa dan dilaporkan ke (Kementrian Agama) oleh ketua sidang yang dipimpin Ibnu Hadjar," imbuhnya.
Setelah terbukti melakukan plagiasi, dia berharap Imam Taufiq mau secara sukarela mengundurkan diri dari kursi jabatannya sebagai Rektor UIN Walisongo.
Abdul Hadi pun berpesan semua guru besar dan civitas akademik yang terlibat dalam penyelesaian kasus plagiasi ini bisa saling memaafkan dan kembali rukun.
Baca Juga:Video Viral Curhatan Santri Mahad UIN Walisongo Sering Dikasih Makanan Basi: Kita Manusia
"Kita semua harus menurunkan tensi demi kemashalatan UIN Walisongo ke depan. Semua manusia tidak ada yang sempurna, jadi saya ingin semuanya kembali tentram dan saling memaafkan," tukas Abdul Hadi.
Diberitakan sebelumnya dugaan plagiasi Imam Taufiq terhadap karya Muh. Arif Royyani sudah muncul ke permukaan tahun 2019. Namun lelaki berusia 50 tahun itu seperti berusaha menutup-nutupi agar kasus dugaan plagiasi tidak terendus publik.
Bahkan Imam Taufiq belum memberikan jawaban klarifikasi atas dugaan plagiasi kepada Direktur Sumber Daya Ditjen Perguruan Tinggi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek).
Selain itu, Senat UIN Walisongo juga tidak pernah diberitahu soal adanya surat intruksi dari Kemendikbud-Ristek yang isinya meminta Imam Taufiq untuk klarifikasi mengenai dugaan plagiasi.
Kemudian untuk mencari jalan keluar akan persoalan tersebut. Ketua Senat mengundang seluruh Guru Besar UIN Walisongo untuk menghadiri rapat di gedung rektorat pada hari Jumat tanggal 18 Agustus 2023.
Rapat yang berlangsung sekitar 2 jaman itu berjalan alot. Guru besar terpecah jadi dua kubu. Masing-masing dari mereka
saling mengklaim kebenaran hasil telaahnya.
Kubu pertama yang terdiri Forum Silaturahmi Guru Besar UIN Walisongo menyakini Imam Taufiq melakukan plagiasi. Sedangkan kubu kedua yang dibentuk Imam Taufiq membantah tuduhan tersebut.
"Tim 1 berpandangan adanya plagiasi dengan kemiripan hingga 31%. Sementara tim 2 menyanggahnya dengan kemiripan 16%. Walaupun ketika ketua sidang komisi akademik senat menanyakan keberadaan dan validitas naskah yang diuji, tim 2 tidak bisa menunjukkannya,"
"Ada dugaan naskah yang diuji tim 2 sudah mengalami revisi dan oleh karena itu bukan naskah yang otentik, sementara naskah yang diuji tim 1 adalah naskah yang asli dari dokumen Diktis Kemenag yang diperoleh oleh Forum Silaturrahmi Guru Besar."
Kontributor: Ikhsan