Indahnya Keberagaman di Desa Kaliputih Wonosobo, 3Keyakinan yang Berbeda dan Hidup Saling Berdampingan

Ini kisah Masyarakat Desa Kaliputih, Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah yang rukun meski berbeda agama.

Budi Arista Romadhoni
Selasa, 19 Maret 2024 | 15:07 WIB
Indahnya Keberagaman di Desa Kaliputih Wonosobo, 3Keyakinan yang Berbeda dan Hidup Saling Berdampingan
Masjid Al-Hikmah adalah salah satu tempat ibadah umat muslim di Desa Kaliputih. (Suara.com / Citra Ningsih)

“Bahkan, kalau hari raya Idul Fitri itu kami ikut ke Masjid menemui Pak Aminudin. Kemudian ikut umat muslim melakukan acara halal bi halal sama semua warga masyarakat. Umat nasrani pun juga begitu, semua,” tuturnya. 

Ia sekeluarga tak pernah terusik atau diusik selama tinggal di Desa Kaliputih. Sebelumnya, Isrodin hanya menganut kepercayaan sampai akhirnya memeluk agama Budha. 

“Sekitar tahun 1985, kami hanya menganut kepercayaan. Tapi kemudian mengalami masalah ketika akan menikah karens kolom agama pada KTP kami kosong. Kemudian suatu ketika ada umat Budha dari Wonosobo datang dan memberitahu agama Budha. Setelah dipelajari, ternyata ajaran dan segala bacaan kami sama. Sejak saat itu kami putuskan beragama Budha,” paparnya. 

Kemudian pada tahun 2010, Vihara Budhi Surya yang berada dekat dengan rumah Isrodin didirikan. 

Baca Juga:Tua Tua Keladi, Guru Ngaji di Wonosobo Cabuli Anak Tetangga yang Masih Dibawah Umur

Adzan ashar berkumandang. Saya putuskan pamit dengan keluarga Isrodin lalu menuju ke Masjid untuk sholat. 

Jarak Masjid dengan Vihara tidak jauh. Vihara berada di dalam gang, sementara Masjid berada di tepi jalan. 

Usai sholat, saya menemui tokoh agama dari agama Islam yang rumahnya berada di samping Masjid Al Hikmah. 

“Kami disini saling menghormati. Bahkan, saya sering diundang jadi pembicara di gereja. Pak Paulus sama Pak Isrodin juga sering berkunjung, saling berkunjung,” kata Aminudin, tokoh sekaligus pengajar di Masjid. 

Aminudin kerap diminta untuk mengisi di acara agama lain yang ada di Desanya, meski berbeda keyakinan. 

Baca Juga:Indahnya Keberagaman di Rasa Dharma Semarang: Berbagi Makanan Tanpa Pandang Agama

“Malah saya sering diminta ngisi ceramah disana. Ngisinya tentang kesatuan. Intinya hidup bermasyarakat bersama sama tapi ibadahnya sendiri sendiri begitu,” terangnya. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini