7 Fakta Menarik tentang Kisah dan Sejarah Simpang Lima Kota Semarang

Simpang Lima Semarang, dulunya rawa, dibangun atas instruksi Soekarno sebagai pengganti alun-alun lama. Kini, jadi ikon kota yang modern namun tetap menjaga sejarah.

Budi Arista Romadhoni
Senin, 06 Oktober 2025 | 08:32 WIB
7 Fakta Menarik tentang Kisah dan Sejarah Simpang Lima Kota Semarang
Ilustrasi simpang lima dan lawang sewu. [Istimewa]
Baca 10 detik
  • Simpang Lima dulunya rawa-rawa yang diubah Soekarno jadi alun-alun baru pengganti Kawuman.
  • Kawasan ini kini simbol modernitas Semarang yang tetap menjaga keseimbangan nilai sejarahnya.
  • Pemerintah berupaya menjadikan Simpang Lima ramah lingkungan dan selaras dengan aspirasi warga.

SuaraJawaTengah.id - Simpang Lima di Kota Semarang bukan hanya sekadar kawasan pusat keramaian, tetapi juga menyimpan sejarah panjang dan cerita unik di balik pembangunannya.

Banyak orang mengenalnya sebagai landmark, namun tidak banyak yang tahu alasan mengapa kawasan ini dibangun. Dikutip dari YouTube BBA Channel, berikut adalah 7 fakta menarik yang bisa menambah wawasan Anda tentang Simpang Lima Semarang.

1. Dari Rawa-Rawa Menjadi Ikon Kota

Sebelum dikenal seperti sekarang, kawasan Simpang Lima dulunya hanyalah rawa-rawa tempat tumbuhnya sayuran seperti bayam dan kangkung.

Baca Juga:Waspada! Semarang Diprediksi Hujan Ringan, Pesisir Jateng Terancam Banjir Rob

Bayangkan, daerah yang kini dipenuhi gedung tinggi dan keramaian dulunya adalah lahan basah yang tak banyak dilirik. Transformasi ini menjadi bukti perubahan pesat yang dialami Kota Semarang.

2. Dibangun karena Presiden Soekarno Marah

Salah satu kisah paling unik adalah keterlibatan Presiden pertama Indonesia, Soekarno. Menurut sejarawan Jongki Teo, Simpang Lima dibangun karena Soekarno marah.

Penyebabnya, Alun-Alun Masjid Besar Kawuman yang saat itu menjadi pusat kota diserahkan pengelolaannya kepada pihak ketiga atau swasta.

Bahkan, menara masjid dirobohkan, membuat ulama kecewa. Atas dasar itu, Soekarno menginstruksikan pembangunan alun-alun baru, yang kini dikenal sebagai Simpang Lima.

Baca Juga:Balap Sepeda Gunung Lintasan Highspeed di Semarang

3. Simpang Lima Jadi Pengganti Alun-Alun Lama

Dulu, pusat kota Semarang berada di Alun-Alun Kawasan Pasar Johar, tepat di depan Masjid Besar Kawuman. Setelah terjadi polemik akibat pengalihan pengelolaan ke swasta, maka fungsi alun-alun dipindahkan ke kawasan baru.

Simpang Lima pun hadir sebagai wajah baru pusat kota Semarang, menggantikan peran alun-alun lama.

4. Kawasan Bersejarah Tetap Dipertahankan

Meski banyak perubahan, beberapa kawasan di Semarang masih mempertahankan nilai sejarahnya. Menurut Jongki Teo, kawasan seperti Kota Lama, Kampung Melayu, Pekojan, Pekinan, hingga Sampokong tetap dipelihara keasliannya.

Ini menjadi keseimbangan menarik antara modernisasi dan pelestarian budaya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak