- Enam mahasiswa UIN Walisongo terseret banjir bandang di Kendal saat KKN, tiga tewas, tiga hilang.
- Rektor UIN Walisongo sampaikan duka mendalam dan komitmen penuh universitas dalam penanganan musibah.
- Universitas akan evaluasi menyeluruh KKN terkait keamanan dan mitigasi risiko pasca-tragedi ini.
SuaraJawaTengah.id - Kabar duka menyelimuti dunia pendidikan tinggi Indonesia setelah enam mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang yang sedang menjalani program Kuliah Kerja Nyata (KKN) hanyut terseret arus banjir bandang di Sungai Genting, Desa Getas, Kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.
Insiden tragis yang terjadi pada Selasa (4/12) sekitar pukul 13.53 WIB ini telah merenggut nyawa tiga mahasiswa, sementara tiga lainnya masih dalam proses pencarian intensif oleh tim gabungan.
Peristiwa ini menjadi sorotan tajam, memicu keprihatinan mendalam serta pertanyaan serius mengenai standar keamanan dan mitigasi risiko dalam pelaksanaan program KKN.
Rektor UIN Walisongo Semarang, Prof. Nizar, mengungkapkan rasa duka yang mendalam atas musibah yang menimpa mahasiswanya. "Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Kami sangat berduka atas musibah yang menimpa mahasiswa UIN Walisongo di Kendal," ujarnya di Semarang, Rabu (5/11/2025).
Baca Juga:Indonesia Membara: Suara Akademisi di Tengah Amuk Massa, Rakyat Muak Elit Hidup Mewah
Ia menegaskan komitmen penuh universitas untuk mendukung upaya pencarian dan mendampingi keluarga korban. Tragedi bermula saat keenam mahasiswa tersebut sedang beraktivitas di aliran Sungai Genting.
Tiba-tiba, hujan deras di bagian hulu sungai memicu banjir bandang yang datang secara mendadak, menyebabkan mereka terseret arus deras.
Hingga kini, upaya pencarian tiga mahasiswa yang masih hilang terus dilakukan oleh tim gabungan yang terdiri dari BPBD Kendal, Kantor SAR Semarang, PMI Kendal, FRPB Kendal, serta warga sekitar.
Sementara itu, tiga mahasiswa yang ditemukan meninggal dunia telah dievakuasi, meninggalkan kesedihan mendalam bagi keluarga, teman, dan seluruh civitas akademika UIN Walisongo.
"Kami turut berbela sungkawa atas berpulangnya tiga mahasiswa terbaik UIN Walisongo, serta memanjatkan doa agar tiga mahasiswa lainnya segera ditemukan dalam keadaan terbaik," tambah Prof. Nizar, menyampaikan harapan dan doa agar para korban yang hilang segera ditemukan.
Baca Juga:Teror Mencekam KKN di Magelang: Sampai Trauma Seumur Hidup!
Menyikapi insiden memilukan ini, pihak universitas berjanji akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan kegiatan KKN. Prof. Nizar menekankan bahwa evaluasi akan fokus pada aspek keamanan, mitigasi risiko, dan pengawasan kegiatan lapangan.
"Keselamatan mahasiswa adalah prioritas utama universitas. KKN adalah bentuk pengabdian kepada masyarakat, namun harus selalu dijalankan dengan kesiapsiagaan dan pertimbangan keselamatan yang matang," tegasnya, menyoroti pentingnya perencanaan dan pengawasan yang ketat untuk menjamin keselamatan mahasiswa.
Sebagai bentuk tanggung jawab dan kepedulian, UIN Walisongo telah mengambil langkah-langkah konkret.
Universitas telah menurunkan tim pendamping universitas dan dosen pembimbing KKN untuk mendampingi keluarga korban dan membantu proses pencarian di Kendal.
Selain itu, layanan konseling dan dukungan spiritual juga disediakan bagi mahasiswa dan keluarga yang terdampak musibah ini, diharapkan dapat memberikan kekuatan di tengah cobaan berat.
"Kami terus berkoordinasi dengan BPBD dan tim SAR untuk mendukung upaya pencarian serta mendampingi keluarga mahasiswa di lokasi," pungkas Prof. Nizar, menegaskan keseriusan universitas dalam menangani krisis ini.