"Kalau ingat barang-barang atau peninggalan Dini saya suka sedih. Kami keluarga tidak punya satu pun barang. Bukan maksud material, tapi untuk kenangan," papar Oeti.
"Bahkan buku-bukunya Dini, kami tak bisa miliki satu pun," tambahnya.
Nh. Dini Dimata Warga
![Novelis NH Dini [ANTARA/Teresia May]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2018/12/04/69970-novelis-nh-dini.jpg)
Salah satu warga Sekayu Risman atau akrab disapa Mbah Ris mengaku semasa kecil punya kenangan banyak bersama Nh. Dini. Lelaki yang kini berusia 72 tahun itu hanya terpaut 10 tahun umurnya dengan Nh. Dini.
Mbah Ris mengenang Nh. Dini merupakan sosok yang merakyat. Dia suka bergaul dengan siapa saja tanpa membeda-bedakan jenis gender.
Nh. Dini juga peduli dengan pendidikan anak-anak Kampung Sekayu. Mbah Ris memanggil Nh. Dini dulu dengan sebutan "Kakak Pembimbing".
"Kalau sama anak-anak kecil itu dekat banget. Mungkin karena gampang dibina ya. Nh. Dini sering mengarahkan kepada kami hal-hal positif untuk mengenal budaya-budaya Indonesia seperti Jawa tradisinya apa, Padang, Sumatera, Kalimantan, dan daerah-daerah lainnya," ucap Mbah Ris.
Dalam ingatannya, banyak sastrawan-santrawan ternama tanah air termasuk WS. Rendra yang sering main ke kediaman Nh. Dini. Namun Mbah Ris nggak tau apa yang sering mereka bicarakan.
"Nh. Dini tuh tipikal orang yang suka ketenangan dan sunyi. Dia mencari ilham dan menulis sekitar jam 10 malam ke atas," bebernya.
Warga lainnya, Agung lebih banyak ketemu dengan Nh. Dini justru saat dirinya bekerja di Ungaran. Kebetulan kantor dan tempat tinggal Nh. Dini cukup berdekatan.