Dari Sulam Pita Hingga Pasar Internasional: Calon Wali Kota Semarang Berdayakan Perempuan Lewat UMKM

Bakal calon Wali Kota mengajak kaum perempuan lebih berdaya demi meningkatkan kesejahteraan keluarga.

Budi Arista Romadhoni
Selasa, 30 Juli 2024 | 07:02 WIB
Dari Sulam Pita Hingga Pasar Internasional: Calon Wali Kota Semarang Berdayakan Perempuan Lewat UMKM
Bakal Calon Wali Kota Semarang Claudyna C Ningrum saat melakukan pembinaan kepada masyarakat. [Istimiewa]

SuaraJawaTengah.id - Bakal Calon Wali Kota Semarang, Claudyna C Ningrum mengajak kaum perempuan lebih berdaya demi meningkatkan kesejahteraan keluarga.

“Perempun dapat menghasilkan pendapatan sendiri meski bekerja dari rumah. Perempuan berdaya dapat meningkatkan percaya diri serta bukan menyaingi suami,” ungkap Claudyna atau akrab disapa Mbak Dina, Senin (29/7/2024).

Kader Partai Gerindra tersebut berkomitmen akan memberikan pelatihan mengutamakan potensi kearifan lokal. Alhasil, setiap kecamatan memiliki ciri khas berbeda. Pelatihan akan dibagi menjadi beberapa kategori seperti kerajinan, kuliner dan lainnya. Ke depan, dia pun akan menggandeng pihak swasta agar semakin banyak pelatihan diadakan demi menjangkau masyarakat.

Sedikit kilas balik Mbak Dina sudah menggaungkan pemberdayaan perempuan dimulai sejak 10 tahun lalu. Saat itu, dia menggandeng ibu rumah tangga dimulai dari PKK, organisasi wanita hingga organisasi kepemudaan.

Baca Juga:Kantongi Dukungan PKB, Yoyok Sukawi Optimis Rebut Kursi Wali Kota Semarang

“Kami tidak hanya berfokus untuk perempuan sudah menikah saja melainkan menjangkau anak-anak muda. Kami ingin mereka siap membuka lapangan pekerjaan sendiri dan bersama-sama menyejahterakan keluarga,” kata dia.

Kala itu, kata dia, dia menggagas pelatihan sulam pita dengan modal Rp10 Ribu. Peserta pelatihan bisa membukukan penghasilan dari menjual produk sulam pita untuk jilbab, baju, taplak meja serta kreasi lainnya.

“Mereka bisa menjual produk sendiri di lingkungan sekitar tanpa berbayar seperti memanfaatkan media sosial untuk lebih produktif,” terang Mbak Dina yang sempat menjadi Ketua Klaster Tas Kota Semarang 2014.

Di samping itu, kata dia, pihaknya juga sudah memfasilitasi membawa produk UMKM ke luar negeri dengan biaya sendiri. Mbak Dina mendampingi para pelaku usaha rumahan dan membawa sampel produk menembus pasar internasional.

“Kami membuatkan foto produk dan menawarkan ke buyers. Usaha kami membawa produk rumahan di Kota Semarang memang belum rutin tapi sudah dilakukan beberapa kali,” tegas dia.

Baca Juga:Usai Diperiksa KPK, Wali Kota Semarang Tetap Ngegas Bahas APBD dan Proyek Triliunan

Saat dirinya aktif sebagai pengurus Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia Kota Semarang dan berkesempatan menjadi pembicara. Dia menantang beberapa peserta yang memiliki potensi berwirausaha. Modal tersebut diberikan bertahap sesuai peluang usaha yang digagas.

“Pancingan modal untuk memulai usaha. Ada satu perempuan mendapatkan modal mulai Rp100 Ribu untuk usaha jamu seperti membeli bahan baku empon-empon. Ada juga untuk modal berjualan botok dan keripik pisang,” tutur pengusaha perempuan ini.

Dia mengharapkan, tolak ukur utama kesejahteraan keluarga dengan membangkitkan perekonomian warga Kota Semarang.

Claudyna bersiap maju untuk Pemilihan Wali Kota (Pilwakot) Semarang 2024.

"Kami ingin Semarang milik seluruh warganya memulihkan kesejahteraan warga dengan membangkitkan perekonomian dari rakyat kembali ke rakyat menuju Semarang sebagai city for all," tukas Pengagas Galeri UMKM di Balaikota dan Pasar Bulu Kota Semarang tahun 2015.

Menurut dia, warga Kota Semarang harus diberdayakan serta diikutkan dalam segala aspek. Visi yang diusung adalah memulihkan kesejahteraan dengan slogan dari rakyat untuk rakyat, mengurangi tingkat pengangguran warga Kota Semarang, mengurangi tingkat kemiskinan warga Kota Semarang.

Latar belakang sebagai pengusaha membuatnya tergugah untuk menciptakan berbagai peluang menyerap angkatan kerja di Ibukota Provinsi Jawa Tengah ini yang memiliki potensi menjanjikan menjadi pusat industri.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini